sang penginspirasi ke dua🌾

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Di kesempatan kali ini saya akan menulis biografi seorang guru yang sudah menjadi guru terfavorit bagi kami. Saya akan menulis tentang guru biologi yang mengajar saya sewaktu sekolah di Madrasah Aliyah, beliau bernama ibu Hani, beliau memiliki sifat yang ramah dan sangat penyabar, cara beliau mengajar beda dari guru-guru lainnya. Beliau dengan sabar mengajar kami sampai paham dan beliau tidak pernah sama sekali marah kepada kami, itu yang membuat saya suka pelajaran beliau
Hani septiana, S.Si, atau ibu Hani , begitu beliau akrab disapa, lahir pada 20 september 1993 di Terusan, kabupaten Sintang, provinsi Kalimantan Barat. Terlahir dari pasangan pak Sarjono  dan Bu Arliana, beliau adalah anak pertama dari dua bersaudara. Bu Isti menjalani pendidikannya di bangku SDN 01 Terusan , MTs Al-Ma'arif 3 Sintang, Madrasah Aliyah Al-Ma'arif sintang. Dan kuliah di Universitas Islam Malang (UNISMA)  jurusan pendidikan Boiologi.
Sedangkan pengalaman pertama mengajar beliau dimulai pada tahun 2016 di Madrasah aliyah al-maarif sintang dan sekarang sebagai guru mata pelajaran Biologi. Beliau dengan usia yang masih muda mempunyai kesabaran yang besar Dalam memberikan materi pelajaran beliau selalu dengan nada lembut dan diiringi dengan senyuman sehingga terciptanya suasana belajar yang nyaman.
Kalau di lihat dari gelar memang beliau bukan asli jurusan guru, namun di pondok pesantren biasanya menetapkan untuk yang mendapat beasiswa agar setelah mendapat gelar sarjana bisa memberikan sedikit ilmu yang di dapatkan selama menempuh pendidikan ke belakang. Biasanya paling cepat setahun mengabdi di pondok, setelah itu barulah mereka akan membagikan ilmunya kepada masyarakat. 
Masa sekolah adalah masa yang paling indah untuk dikenang Karena pada masa itu adalah masa dimana seseorang mengukir persahabatan dan mencari ilmu serta mencari jati diri. Ada banyak cerita suka dan duka ketika duduk dibangku sekolah dan bila diceritakan bisa bibir ini tak hentinya mengeluarkan tawa.
Di pondok pesantren inilah, Saya mengenal dan paham sosok seorang guru mata pelajaran biologi yang sangat humble kepada murid muridnya, bahkan beliau sangat jarang sekali menunjukkan muka yang tidak mengenakkan, beliau selalu mengajar dengan lembut selalu sabar menghadapi murid muridnya yang sedikit kurang ajar.  saya sangat menghargai dan mengaguminya karena cara belajarnya santai dan mudah dipahami sehingga begitu asik dalam mengajarkan materi kepada siswanya.
Dengan penuh kedisiplinan dan ketegasan benar-benar mencerminkan bahwa beliau adalah seorang guru yang tidak hanya bisa mengajar tetapi juga mampu menjadi pengayom siswa- siswanya. Walaupun beliau tidak belajar cara mengajar karena beliau mengambil jurusan biologi murni bukan pendodikan. Beliau adalah seorang pekerja keras dan ulet sehingga saya harus merasa banyak belajar dari kepribadiannya untuk membuar pribadi saya menjadi orang yang berhasil, karena orang yang berhasil diperlukan kerja keras dan berusaha semaksimal mungkin dalam mencapai sebuah impian dan cita-cita.
Saya memilih ibu Hani menjadi guru favorit karena kedisiplinannya dan friendly pada semua muridnya membuat saya nyaman sehingga tidak canggung apabila mau bertanya tentang materi yang belum dipahami. Kesabaran dan ketekunan beliau dalam mendidik membuat saya termotivasi untuk menggali bakat terpendam dalam diri saya supaya menjadi contoh atau teladan yang baik bagi siswa.
Menurut ibu Hani ketika dalam proses pembelajaran ada siswa yang membangkang bisa terjadi karena beberapa faktor yaitu internal misalnya mempunyai masalah pribadi, tidak mengerti materi akibatnya semangat dalam belajar jadi tidak suka terhadap pelajaran, tidak ada motivasi belajar. Oleh karena itu beliau melakukan pendekatan kepada muridnya, mengusahakan muridnya supaya paham pada materi, diberi penghargaan seperti sudah mengerti dan disuruh kedepan jadi yang disuruh kedepan bukan buat yang pintar atau yang berani saja tetapi bisa memberikan kesempatan kepada siswa yang lainnya, dan menghukum secara tidak langsung bagi siswa yang tidak memperhatikan.
Kini Bu Hani sudah tidak lagi mengajar di MA Al-maarif sintankarena beliau baru saja menikah pada bulan juli lalu, bersama teman semasa kuliahnya. Sebelum lulus kami sempat memberikan kenangan kepada beliau, tepat di hari ulang tahun beliau kami berencana memberikan kejutan dengan cara sebagian anak kelas pergi bersembunyi di kelas sebelah, awalnya kami ingin semuanya pergi ke sebelah tapi, kami takut beliau akan marah, walaupun kami tau beliau tidak mungkin marah, akhirnya hanya beberapa siswa saja yang pergi ke kelas sebelah untuk bersembunyi, setelah setengah jam baru kami muncul untuk memberikan kejutan tersebut tapi lagi lagi gagak, karena tiba tiba saja ada salah satu teman kami tidak sengaja menyenggol sekat pembatas kelas sehingga pembatas tersebut tumbang. Karena kami sudah ketahuan akhirnya kami langsung bernyanyi saja. Kami kira beliau akan marah tapi ternyata tidak, beliau malah nangis terharu, akhirnya kami tidak jadi belajar, diganti dengan makan makan kue. Itulah kenapa kami jadi sangat menyayangi bu hani, karena beliau adalah sosok guru yang bisa mengerti siswanya.
Menurut saya beliau guru yang langka ya karena jarang sekali menemukan guru yang tidak pernah memarahi siswa-siswa nya. Beliau juga selalu menyisipkan motivasi motivasi di setiap akhir jam pelajaran. 
Saya mengidolakan beliau juga karena sifatnya baik, selalu memberi motivasi kepada siswa nya dan kedisiplinan dan kegigihan dalam mengajar siswanya. Memang tidak semua guru yang pernah mengajar saya, saya jadikan guru idolaku, akan tetapi saya dapat pastikan saya tetap akan dan selalu menghormati serta jasa-jasa beliau (guru-guru yang pernah mengajar saya). Terima kasih guru, pekerjaanmu sungguh mulia, jasa-jasa mu akan ku kenang selalu sepanjang hidupku.
Guru jasamu sangatlah besar, tidak ada kata lain selain ucapan terima kasihku kepadamu Bapak / Ibu guru. Jasamu sangatlah berarti dan tak akan terganti. Kini kusadari, tiada persembahan yang sangat berarti setelah kasih sayang tua yaitu persembahan jasa Bapak/ibu guru yang tiada tara. Wahai Bapak/ Ibu guruku, dalam hati terdalamku tiada untaian kata selain kata terima kasih untuk semua jasa yang telah kau berikan kepadaku.

Ingatlah sebuah pepatah ini:
“Seorang guru memengaruhi keabadian; dia tidak pernah tahu di mana pengaruhnya berhenti." - Henry Adams

Komentar